Selasa, 28 Mei 2024 FEBI IAIN Ponorogo mengikuti Workshop Program Studi Ekonomi Syariah se Jawa Timur yang dilaksanakan di Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Hadir Dr. Luhur Prasetyo, M.E.I Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan Faruq Ahmad Futaqi, M.E. Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Syariah sebagai utusan FEBI IAIN Ponorogo. Kegiatan ini diinisiasi oleh Fakultas Keislaman UTM dan KNEKS serta bekerjasama IAEI Jawa Timur sebagai rangkaian Dies Natalis UTM ke 23. Workshop mengambil tema “Sinergitas dan Penguatan Kelembagaan Ekonomi Syariah Melalui Implementasi Program MBKM dan Kurikulum Industri Halal”.
Hadir dalam acara ini 54 Prodi Ekonomi Syariah se Jawa Timur. Dalam sambutannya Rektor Universitas Trunojoyo Dr. Safi SH. MH menyampaikan Terimakasih kepada para pembicara dan delegasi yang hadir. Tema Ekonomi Syariah merupakan isu penting perekonomian. Dia berharap ekonomi syariah dapat dijadikan pilihan utama dalam perekonomian di Indonesia. Penumpukan kekayaan hanya pada segelintir orang dapat dihindari dengan ekonomi syariah. Ekonomi Syariah memberikan kepastian terdistribusinya kekayaan secara merata dan adil.
Sutan Emir Hidayat, Ph.D sebagai keynote speach meyampaikan prestasi-prestasi ekonomi syariah yang telah diraih oleh Indonesia. Saat ini telah terbentuk 29 Komisi Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS). Jutaan sertifikasi halal gratis bagi UMKM telah diberikan dan sebanyak 181 Trilyun pendanaan syariah dikucurkan untuk UMKM. Indonesia saat ini juga telah masuk 3 besar Global Islamic Economy Indicator (GIEI) dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023.
Hadir 3 pembicara Amin Firdaus S.E, M.A. Analis Kebijakan KNEKS, Dr. Khoirunnisa Musari, S.T., MMT. Dosen UIN KHAS Jember dan Khoirun Nasik S.HI., M.HI Dosen Universitas Trunojoyo Madura.
Amin Firdaus menyampaikan tentang perkembangan Indeks Literasi Keuangan Ekonomi dan Keuangan Syariah yang terus mengalami peningkatan. Komitmen pemerintah dalam pengembangan ekonomi syariah ditunjukkan dengan arah kebijakan pemerintah. Pemerintah berkomitmen menjadi Pusat Ekonomi Syariah dan Produk Halal terkemuka di dunia. Dalam hal SDM Pemerintah melalui KNEKS telah menyusun peta jalan pengembangan SDM ekonomi dan keuangan syariah. Termasuk pengembangan kurikulum industri halal di perguruan tinggi.
Musari lebih menyoroti tentang peran dosen ekonomi syariah dalam dunia akademik mulai dari mengajar meneliti dan mengabdi. Rekognisi menjadi poin penting seorang dosen bagaimana dia bermanfaat bagi masyarakat.
Nasik menyoroti MBKM yang berisi 4 pokok Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Pembukaan Program Studi Baru, Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum dan Hak Belajar tiga semester di luar program studi. Nasik melanjutkan tentang 8 Indikator Kerja Utama (IKU) dalam tiga klaster. Pertama, Kualitas Lulusan berisi Lulusan mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus. Kedua, Kualitas Dosen dan Pengajar berisi Dosen berkegiatan di luar kampus, Praktisi mengajar di Kampus, dan hasil kerja dosen digunakan masyarakat dan dapat rekognisi. Ketiga, Kualitas Kurikulum: Program studi bekerjasama dengan mitra kelas dunia, kelas yang kolaboratif dan partisipatif, dan program studi berstandar nasional. Di akhir presentasinya Nasik membuka lebar kerjasama MBKM UTM kepada para peserta workshop. Dia juga berharap dengan adanya kegiatan seperti ini jaringan ekonomi syariah antar perguruan tinggi semakin terjalin kuat.